BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Investasi dan penanaman modal di Indonesia
dewasa ini terus berkembang baik dari investor dalam negeri maupun luar negeri.
Tingkat investasi dapat mempengaruhi tingkat perekonomian negara tersebut. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan
produksi. Pada posisi semacam ini investasi pada hakekatnya juga merupakan
langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal
mempengaruhi tinggi rendahnya. pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan marak atau
lesunya perekonomian. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian setiap negara
senantiasa menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang
dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tetapi juga
investor asing (Dumairy, 1997). Investasi atau penanaman modal adalah suatu
penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau
organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri
Penanaman modal merupakan segala kegiatan
menanamkan modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal
asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Indonesia
sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam melimpah dari
pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, maupun pertambangan. Tidak serta
merta sumber daya alam melimpah, dapat diambil dengan sendirinya ataupun
diolah. Perlu dibangun infrstruktur sarana prasarana dalam mengolahnya oleh
negara indonesia melalui pemerintah.
Untuk itu, timbulnnya keinginan untuk menarik
investor, yang dimulai sejak jaman orde
baru hingga sekarang. Tetapi Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami
krisis moneter. Krisis moneter ini diawali dengan terdefresiasinya nilai tukar
rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Defresiasi nilai tukar rupiah makin
tajam sehingga krisis moneter yang terjadi tersebut berlanjut menjadi krisis
ekonomi yang dampaknya terasa hingga saat ini.sehingga investor asing enggan
menaruh investasinnya lagi dan Pertumbuhan ekonomi berjalan sangat lambat.
Salah
satu cara untuk membangkitkan atau menggerakkan kembali perekonomian nasional
seperti sediakala sebelum terjadinya krisis ekonomi adalah kebijakan mengundang
masuknya investasi di Indonesia. Investasi, khususnya investasi asing sampai
hari ini merupakan faktor penting untuk menggerakkan dan mendorong pertumbuhan
ekonomi. Harapan masuknya investasi asing dalam kenyataannya masih sulit untuk
diwujudkan. Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan
pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, antara lain : Pertama faktor
Sumber Daya Alam, Kedua faktor Sumber Daya Manusia, Ketiga faktor stabilitas
politik dan perekonomian, guna menjamin kepastian dalam berusaha, Keempat
faktor kebijakan pemerintah, Kelima faktor kemudahan dalam perizinan.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa peranan investasi
dan penanaman modal dalam negeri serta asing di Indonesia?
2.
Apa dampak investasi
dan penanaman modal bagi MEA?
3.
Apa dampak investasi
dan penanaman modal bagi pertumbuhan ekonomi?
1.3 Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui peranan investasi dan
penanaman modal dalam negeri serta asing di Indonesia; untuk mengetahui
perkembangan nilai investasi di Indonesia dari tahun-tahun terakhir; untuk
mengetahui dampak-dampak investasi dan penanaman modal terhadap perekonomian
Indonesia
BAB II
TELAAH LITERATUR
Menurut Harrod-Domar
investasi diberikan peranan yang sangat penting. Dalam jangka panjang investasi
mempunyai pengaruh kembar. Di satu sisi investasi mempengaruhi permintaan
agregat di sisi lain investasi mempengaruhi kapasitas produksi nasional dengan
menambah stok modal yang tersedia.
Harrod menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan kapasitas produksi penuh (kesempatan kerja penuh) yang disebutnya sebagai “ Pertumbuhan ekonomi yang mantap(steady-state growth) “efek permintaan yang ditimbulkan dari penambahan investasi harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali. Tetapi investasi dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula apabila pengharapan para pengusaha stabil dan kemungkinan terjadinya hal itu sangat kecil, seperti yang dikemukakan oleh Joan Robinson (golden age). Model pertumbuhan ekonomi Domar hampir mirip dengan model Harrod walaupun ada beberapa perbedaan yang esensial pula antara kedua model itu. Perbedaan itu khususnya menyangkut mengenai tiadanya fungsi investasi pada model Domar, sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan di dalam modelnya. Karena itu kesulitan pencapaian keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap bagi Harrod, disebabkan oleh sulitnya kesamaan v dan vr atau laju pertumbuhan yang disyaratkan dengan laju pertumbuhan natural, sedang bagi Domar kesulitan itu timbul karena adanya kecenderungan masyarakat untuk melakukan investasi yang relatif terlalu rendah (underinvestment).
Harrod menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan kapasitas produksi penuh (kesempatan kerja penuh) yang disebutnya sebagai “ Pertumbuhan ekonomi yang mantap(steady-state growth) “efek permintaan yang ditimbulkan dari penambahan investasi harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali. Tetapi investasi dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula apabila pengharapan para pengusaha stabil dan kemungkinan terjadinya hal itu sangat kecil, seperti yang dikemukakan oleh Joan Robinson (golden age). Model pertumbuhan ekonomi Domar hampir mirip dengan model Harrod walaupun ada beberapa perbedaan yang esensial pula antara kedua model itu. Perbedaan itu khususnya menyangkut mengenai tiadanya fungsi investasi pada model Domar, sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan di dalam modelnya. Karena itu kesulitan pencapaian keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap bagi Harrod, disebabkan oleh sulitnya kesamaan v dan vr atau laju pertumbuhan yang disyaratkan dengan laju pertumbuhan natural, sedang bagi Domar kesulitan itu timbul karena adanya kecenderungan masyarakat untuk melakukan investasi yang relatif terlalu rendah (underinvestment).
Teori
Alan M. Rugman,
bahwa penanaman modal asing atau Foreign Direct Investment (FDI) dipengaruhi
oleh variabel lingkungan dan vaniabel internalisasi. Tiga jenis variabel
lingkungan yang menjadi perhatian yaitu: ekonomi, non
ekonomi, dan pemerintah. Variabel ekonomi biasanya berupa tenaga kerja dan
modal, teknologi dan tersedianya sumber daya alam dan keterampilan manajemen.
Menyusun sistem fungsi produksi keseluruhan suatu bangsa yang didefinisikan
meliputi semua masukan faktor yang terdapat dalam masyarakat. Variabel non
ekonomi meliputi variabel politik, sosial dan budaya masyarakat setiap negara
mempunyai kekhasan masing-masing. Bahwa kenyataannya setiap negara sesungguhnya
mempunyai faktor spesifik negara yang khas. Faktor ketiga adalah variabel
pemerintah yang harus diperhatikan oleh perusahaan penanaman modal asing di
mana modal asing akan masuk. Setiap negara mempunyai kekhususan merek
politiknya sendiri. Para politisi mencerminkan faktor spesifik lokasi bangsa.
Selalu tendapat keragaman dalam campur tangan pemenintah dalam bisnis
internasional (investasi).
Secara teoritis ada beberapa
teori yang mencoba menjelaskan mengapa investor-investor dari negara-negara
maju ke negara-negara berkembang yakni, The Product Cycle Theory dan The
Industrial Organization Theory of Vertical Organization. The Product
Cyrcle Theory yang dikembangkan oleh Raymond Vermon ini menyatakan bahwa
setiap teknologi atau produk berevolusi melalui tiga fase : Pertama fase
permulaan atau inovasi, kedua fase perkembangan proses dan ketiga fase
standardisasi. Dalam setiap fase tersebut sebagai tipe perekonomian negara
memiliki keuntungan komparatif (Comparative advantage). The
Industrial Organization Theory of Vertical Integration merupakan teori yang
paling tepat untuk diterapkan pada new multinasionalism dan pada investasi yang
terintegrasi secara vertikal. Pendekatan teori ini berawal dari penambahan
biaya-biaya untuk melakukan bisnis diluar negeri (dengan investasi) harus
mencakup biaya-biaya lain yang harus dipikul lebih banyak daripada biaya yang
diperuntukkan hanya untuk sekedar mengekspor dari pabrik-pabrik dalam negeri.
Oleh karena itu perusahaan itu harus memiliki beberapa kompensasi atau
keunggulan spesifik bagi perusahaan seperti keahlian teknis manajerial keadaan
ekonomi yang memungkinkan adanya monopoli. Menurut teori ini, investasi
dilakukan dengan cara integrasi secara vertikal yakni dengan penempatan
beberapa tahapan produksi di beberapa lokasi yang berbeda-beda di seluruh
dunia. Motivasi utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan berupa biaya
produksi yang rendah, manfaat pajak lokal dan lain-lain. Di samping itu
motivasi yang lain adalah untuk membuat rintangan perdagangan bagi
perusahaan-perusahaan lain, artinya dengan investasinya di luar negeri ini
berarti perusahaan-perusahaan multinasional tersebut telah merintangi persaingan-persaingan
dari negara lain sehingga monopoli dapat dipertahankan.
BAB III
PEMBAHASAN
INVESTASI DAN PENANAMAN MODAL
Investasi atau
penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan
atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Faktor
yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor
dalam menanamkan modalnya, antara lain : Pertama faktor Sumber Daya Alam, Kedua
faktor Sumber Daya Manusia, Ketiga faktor stabilitas politik dan perekonomian,
guna menjamin kepastian dalam berusaha, Keempat faktor kebijakan pemerintah,
Kelima faktor kemudahan dalam peizinan.
Dari
sEgi Penanaman Modal Asing, banyak faktor yang menyebabkan timbulnya keengganan
masuk investasi ke Indonesia pada saat ini. Faktor-faktor yang dapat menjadi
pendukung masuknya arus investasi ke suatu negara, seperti jaminan keamanan,
stabilitas politik, dan kepastian hukum, tampaknya menjadi suatu permasalahan
tersendiri bagi Indonesia. Bahkan otonomi daerah yang sekarang diterapkan di
Indonesia dianggap menjadi permasalahan baru dalam kegiatan investasi di
beberapa daerah.
Maka
dari itu, Pemerintah mengeluarkan UU Penanaman Modal Asing (UU No.
1/1967) untuk menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di
Indonesia adalah wewenang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk
memberikan persetujuan dan ijin atas investasi langsung luar negeri.
Masuknya
perusahaan asing dalam kegiatan investasi di Indonesia dimaksudkan sebagai
pelengkap untuk mengisi sektor-sektor usaha dan industri yang belum dapat
dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak swasta nasional. Modal asing juga diharapkan
secara langsung maupun tidak langsung dapat lebih merangsang dan menggairahkan
iklim atau kehidupan dunia usaha, serta dapat dimanfaatkan sebagai upaya
menembus jaringan pemasaran internasional melalui jaringan yang mereka miliki.
Selanjutnya modal asing diharapkan secara langsung dapat mempercepat proses
pembangunan ekonomi Indonesia.
Namun
dari segi Penanaman Modal Dalam Negeri, Pemerintah mengeluarkan Ketentuan
mengenai Penanaman Modal diatur didalam Undang-undang No. 25 Tahun 2005 tentang
Penanaman Modal.
Penanam
Modal Dalam Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan Warga Negara Indonesia,
badan usaha Negeri, dan/atau pemerintah Negeri yang melakukan penanaman modal
di wilayah negara Republik Indonesia. Kegiatan usaha atau jenis usaha terbuka
bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang
dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan
modal Negeri atas bidang usaha perusahaan diatur didalam Peraturan Presiden No.
36 Tahun 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang
Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
2.1 Pengertian
Investasi
§
Investasi yaitu kegiatan yang
dilangsungkan dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang ini, dengan tujuan
untuk menghasilkan barang di masa yang akan datang. (James C Van Horn,
1981)
§
Investasi yaitu
aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber yang dipakai
untuk mengadakan modal barang pada saat sekarang ini. Barang modal tersebut
akan menghasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. Fitz Gerald
juga mengungkapkan bahwa investasi yaitu aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan
sumber-sumber untuk dipakai mengadakan barang. Dari modal tersebut akan
dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. (Fitz Gerald, 1978
: )
Investasi
dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan
produksi untuk menembah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa yang
tersedia dalam perekonomian.
2.2 Investasi Dalam Negeri
Investasi dalam negeri adalah salah satu cara untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia dengan investasi dalam negara terciptalah jiwa wirausaha
dan enterprainer dari masyarakat tersebut dengan adanya investasi dalam negeri
kebijakan yang harus di tempuh pemerintah Indonesia guna untuk mencapai suatu
tujuannnya yaitu menjadikan masyrakat Indonesia sejahtera dengan perekonomian
yang ada saat ini. Persaingan dalam market yang terjadi di Indonesia
membuat investor mengalami pasang surut dalam menjalankan usahanya atau yang di
sebut juga investasi dalam negeri demi mencapai tujuannya maka pemerintah
Indonesia melakukan bimbingan untuk investor dalam negeri menanamkan
modalnya dan arahan arahan agar tidak terjadi permasalah dalam menjalankan
setiap usahannya dari pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam modal untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan-perlengkapan
produksi merupakan hal yang harus di miliki. Apabila hal itu semua dapat
di miliki maka investasi dalam negeri Indonesia akan tumbuh dan pertumbahan
ekonomi negara republik Indonesia meningkat pembebanan pajak yang ringan atau
pasar-pasar yang semakin membuat permintaan agregat meningkat sementara output
dan kesempatan kerja tumbuh dengan cepat. Penggunaan tenaga kerja penuh dapat
dicapai dengan cara menaikkan jumlah investasi oleh para pengusaha. Investasi
dalam negeri ini bertujuan juga untuk meningkatkan pendapatan suatu negara,
mengurangi angka pengangguran, meningkatkan taraf hidup masyrakat, sebagai
penetu tingkat output, input dan lowongan kerja bagi angkatan kerja yang
membutuhkan pekerjaan.
2.3 Investasi
asing
Investasi asing dapat dibagi menjadi 2 jenis, sebagai berikut :
1.
Investasi asing langsung merupakan partisipasi jangka panjang
oleh suatu negara pada negara lain. Biasanya melibatkan partisipasi dalam
bidang manajemen, perusahaan patungan, transfer teknologi, dan kunsultasi
pakar. Ada tiga tipe dari investasi asing langsung: investasi asing langsung ke
dalam, investasi asing langsung ke luar, dan “stock of foreign direct
investment”, yang merupakan jumlah kumulatif dalam suatu periode. Investasi
langsung tidak meliputi investasi melalui pembelian saham.
2.
Investasi portofolio melibatkan hanya asset-aset financial,
seperti obligasi dan saham, yang di dominasikan atau ternilai dalam mata uang
nasional. Seorang investor sekedar menyerahkan atau menyewakan modalnya kepada
pihak lain untuk memperoleh imbalan tetap berupa suku bunga.
Faktor-faktor masuknya penanaman modal asing
ke dalam negeri :
Terbatasnya sumber daya dalam negeri untuk pembiyaan investasi
di lndonesia, mendorong pemerintah untuk menarik modal dari luar negeri. Salah
satu bentuk modal asing tersebut adalah penanaman modal asing langsung (PMA).
Untuk
menarik PMA lebih besar ke dalam negeri, perlu diketahui faktor apa saja yang
mempengaruh PMA berlokasi di lndonesia.
Faktor yang
mempengaruhi masuknya PMA dibagi atas dua bagian yaitu
·faktor eksternal dan
·faktor internal.
·faktor eksternal dan
·faktor internal.
Faktor eksternal yang
mempengaruhinya adalah
1. Kebijaksanaan dan political will negara pemilik modal
2. Kurangnya kesempatan berusaha di negara maju.
3. Langka sumber daya.
4. Nilai mata uang menaik.
5. Perubahan teknologi.
Faktor internal yang mempengaruhi adalah:
1. Cicilan utang negara berkembang semakin membengkak.
2. Kebijaksanaan dan situasi politik dinegara penerima.
3. Tersedianya sumber daya yang melimpah.
4. Laju pertumbuhan ekonomi
5. Nilai mata uang yang menurun.
1. Kebijaksanaan dan political will negara pemilik modal
2. Kurangnya kesempatan berusaha di negara maju.
3. Langka sumber daya.
4. Nilai mata uang menaik.
5. Perubahan teknologi.
Faktor internal yang mempengaruhi adalah:
1. Cicilan utang negara berkembang semakin membengkak.
2. Kebijaksanaan dan situasi politik dinegara penerima.
3. Tersedianya sumber daya yang melimpah.
4. Laju pertumbuhan ekonomi
5. Nilai mata uang yang menurun.
2.4
Peranan Penanaman modal
Peranan
penanaman modal dalam meningkatkan PNB (Pendapatan Nasional Bruto) itu sangat
penting, karena Indikator utama didalam PNB adalah untuk mengukur tingkat
kesehatan ekonomi suatu kawasan. Cara mengukurnya itu, yaitu menurut besarnya
perubahan PNB itu sendiri. Peningkatan PNB itu dapat dilakukan dengan
berinvestasi/ penanaman modal dalam negeri dan modal sendiri ataupun modal
bersama. Maka dari itu peranan penanaman modal sangat penting sekali dalam
meningkatkan PNB, karena penanaman modal dapat mempermudah jalannya fungsi PNB.
Penanaman
modal atau investasi berperan dan berpengaruh pada proses pembangunan dan
pendapatan negara. Semakin tinggi investasi yang akan kita berikan maka semakin
meningkat pula pendapatan nasional. Kedudukan Penanaman modal dalam negri yang
terpenting adalah pendapatan nasiona, karena dapat memanfaatkan kekayaan yang
dimiliki oleh pihak dari negara tersebut. Dapat juga bekerjasama dengan
negara-negara satu sama lain agar dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar,
dengan menanamkan modal pada negara yang bekerja sama dengan negara tersebut.
Keuntungan dari hasil penanaman modal dipergunakan untuk meningkatkan
pendapatan nasional suatu negara.
Perkembangan
penanaman modal dalam negri akan berkembang dan tumbuh menjadi lebih baik. Jika
suatu negara dapat memanfaatkan kekayaan alam yang mereka miliki dengan
melakukan suatu bidang usaha yang dapat meningkatkan pendapatan nasional suatu
negara dengan cara penggabungan semua faktor-faktor produksi. Prospek penanaman
modal dalam negri sebenernya bila pemerintah dan bagian-bagian yang
mengurusi tersebut dapat mengelolanya akan lebih baik dan berkembang penanaman
modal domestik dibandingkan penanaman modal asing.
Menurut
Michael F. Todaro (1994) terdapat dua kelompok pandangan mengenai modal asing,
yaitu ;
§
Pertama, Kelompok yang
memandang modal asing sebagai pengisi kesenjangan anatara persediaan tabungan,
devisa, penerimaan pemerintah, keterampilan manajerial, serta untuk mencapai
tingkat pertumbuhan.
§
Kedua, Kelompok yang
menentang modal asing dengan perusahaan multi nasionalnya. Mereka berpendapat
bahwa modal asing cenderung menurunkan tinhkat tabungan dan investasi domestik.
2.4 Dampak
Negatif Penanaman Modal Asing
Dampak
Negatif Investasi Asing Banyak permasalahan yang diakibatkan oleh penguasaan
asing terhadap aset-aset publik antara lain: 1. Kontrol dari luar negeri.
Kontrol dari luar negeri ini dapat berasal dari pemerintah investor luar negeri
atau badan internasional, misalnya International Monetary Funds (IMF), World
Bank (Bank Dunia), dan lain-lain. Kontrol ini sering sangat merugikan negara
tempat investasi, baik dari segi ekonomi maupun politik. 2.
Menghabiskan/menguras sumberdaya yang kita miliki utamanya sumber daya alam
(natural resources). Biasanya mereka mengadakan kontrak sesuai dengan jumlah
cadangan (deposit) di bawah tanah. Dengan demikian, setelah selesai kontrak sumberdaya
alam sudah terkuras habis; yang tinggal adalah kerusakan lingkungan. 3.
Investor asing banyak yang bergerak di sektor pertambangan (mining). Salah satu
alasan Pemerintah mengundang investasi asing adalah untuk mengatasi
pengangguran. Padahal investasi di bidang tambang tidak banyak menyerap tenaga
kerja sehingga tidak akan mampu mengurangi pengangguran yang terjadi saat ini.
4. Adanya biaya yang harus ditanggung/dibayar setelah proyek beroperasi. Biaya
tersebut antara lain recovery cost/sunk cost, yaitu biaya yang khusus
dibelanjakan oleh pihak investor untuk eksplorasi. Sebagai contoh, Exxon Mobil
mengeluarkan biaya tersebut sebesar 450 juta dolar AS (menurut versi Exxon
Mobil). Akan tetapi, menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
pengeluaran Exxon Mobil pada jenis biaya tersebut hanya 142 juta dolar AS.
Kalau laporan Exxon menjadi acuan, tentu Indonesia sangat dirugikan karena
jumlahnya cukup besar. Dengan demikian, walaupun Blok Cepu sudah beroperasi,
pihak Indonesia belum dapat menikmati hasil selama biaya yang dikemukakan pihak
Exxon belum terlunasi. 5. Data yang dikemukakan oleh pihak investor perlu
dipertanyakan keakuratannya. Sebagai contoh, Exxon mobil menyatakan cadangan
minyak di Blok Cepu sebesar 781 juta barel, kapasitas produksi menurut Exxon
165 ribu barel perhari. Dengan demikian, kalau dihitung secara sederhana, masa
eksploitasi hanya berkisar 11 tahun atau 12 tahun. Timbul pertanyaan, kalau
benar cadangan minyak hanya 781 juta barel, mengapa perusahaan ini memperpanjang
kontrak dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2030. Tentu cadangan minyak jauh
lebih besar dari yang dikemukakan ( M. Idris Arief: 2006).
PERKEMBANGAN
DAN PROSPEKNYA DI MASA DEPAN
Penanaman
modal atau investasi berperan dan berpengaruh pada proses pembangunan dan
pendapatan negara. Semakin tinggi investasi yang akan kita berikan maka semakin
meningkat pula pendapatan nasional. Kedudukan Penanaman modal dalam negeri yang
terpenting adalah pendapatan nasiona, karena dapat memanfaatkan kekayaan yang
dimiliki oleh pihak dari negara tersebut. Dapat juga bekerjasama dengan
negara-negara satu sama lainagar dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar,
dengan menanamkan modal pada negara yang bekerja sama dengan negara tersebut.
Keuntungan dari hasil penanaman modal dipergunakan untuk meningkatkan
pendapatan nasional suatu negara.
Perkembangan
penanaman modal dalam negri akan berkembang dan tumbuh menjadi lebih baik. Jika
suatu negara dapat memanfaatkan kekayaan alam yang mereka miliki dengan
melakukan suatu bidang usaha yang dapat meningkatkan pendapatan nasional suatu
negara dengan cara penggabungan semua faktor-faktor produksi. Prospek penanaman
modal dalam negri sebenernya bila pemerintah dan bagian-bagian yang mengurusi
tersebut dapat mengelolanya akan lebih baik dan berkembang penanaman modal
domestik dibandingkan penanaman modal asing.
PERANAN INVESTASI dan PENANAMAN MODAL dalam MENGHADAPI MEA dengan
Analisi SWOT
Masyarakat Ekonomi Asean adalah integrasi kawasan ASEAN
dalam bidang perekonomian. Pembentukan MEA dilandaskan pada empat pilar.
Pertama, menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua,
menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif. Ketiga, menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang seimbang, dan pilar terakhir adalah integrasi ke ekonomi
global.Penyatuan ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing kawasan, mendorong
pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan dan untuk meningkatkan standar
hidup masyarakat ASEAN. Integrasi ini diharapkan akan membangun perekonomian
ASEAN serta mengarahkan ASEAN sebagai tulang punggung perekonomian Asia. Dengan
dimulainya MEA maka setiap negara anggota ASEAN harus meleburkan batas teritori
dalam sebuah pasar bebas. MEA akan menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan
menjadi pasar tunggal. Sebagai pasar tunggal, arus barang dan jasa yang bebas
merupakan sebuah kemestian. Selain itu negara dalam kawasan juga diharuskan
membebaskan arus investasi, modal dan tenaga terampil.
MEA memang sebuah kesepakatan yang mempunyai tujuan yang
luar biasa namun beberapa pihak juga mengkhawatirkan kesepakatan ini. Arus
bebas barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja tersebut tak pelak
menghadirkan kekhawatiran tersendiri bagi beberapa pihak. Dalam hal ini pasar
potensial domestik dan lapangan pekerjaan menjadi taruhan. Sekedar bahan
renungan, indek daya saing global Indonesia tahun 2013-2014 (rangking 38)
yang jauh di bawah Singapura (2), Malaysia (24), Brunai Darussalam (26) dan
satu peringkat di bawah Thailand (37). Di sisi lain coba kita lihat populasi
Indonesia yang hampir mencapai 40% populasi ASEAN. Sebuah pasar yang besar tapi
tak didukung daya saing yang maksimal. Jangan sampai Indonesia mengulang dampak
perdagangan bebas ASEAN China. Berharap peningkatan perekonomian malah
kebanjiran produk China.
Dengan mengunakan analisi swot Investasi dan penanaman modal
memiliki peluang,tantangan,kelemahan dan ancaman dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN.
Peluang
dan tantangan Indonesia menghadapi MEA dalam
sisi Investasi dan Penanaman modal,yaitu kondisi ini dapat menciptakan iklim
yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus
pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja,
pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah
kepada pasar dunia. Namun disisi lain, dengan adanya MEA, tentu akan memacu
pertumbuhan investasi baik dari luar maupun dalam negeri sehingga akan membuka
lapangan pekerjaan baru. Selain itu, penduduk Indonesia akan dapat mencari
pekerjaan di negara ASEAN lainnya dengan aturan yang relatif akan lebih mudah
dengan adanya MEA ini karena dengan terlambatnya perekonomian nasional saat ini
dan didasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS). Antara lain Uraian tersebut di atas merupakan fakta yang
menunjukkan bahwa ASEAN merupakan pasar dan memiliki basis produksi.
Fakta-fakta tersebut merupakan faktor yang mendorong meningkatnya investasi di
dalam dalam negeri masing-masing anggota dan intra-ASEAN serta masuknya
investasi asing ke kawasan. Sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar
(40%) diantara Negara Anggota ASEAN, Indonesia diharapkan akan mampu menarik
investor ke dalam negeri dan mendapat peluang ekonomi yang lebih besar dari
Negara Anggota ASEAN lainnya.
Dari segi peningkatan investasi, berbagai negara ASEAN
mengalami penurunan rasio investasi terhadap PDB sejak krisis, antara lain
akibat berkembangnya regional hub-production. Tapi bagi Indonesia, salah satu
faktor penyebab penting penurunan rasio investasi ini adalah belum membaiknya
iklim investasi dan keterbatasan infrastuktur. Dalam rangka MEA 2015, berbagai
kerjasama regional untuk meningkatkan infrastuktur (pipa gas, teknologi
informasi) maupun dari sisi pembiayaan menjadi agenda. Kesempatan tersebut
membuka peluang bagi perbaikan iklim investasi Indonesia melalui pemanfaatan
program kerja sama regional, terutama dalam melancarkan program perbaikan
infrasruktur domestik. Sedangkan, kepentingan untuk harmonisasi dengan regional
menjadi prakondisi untuk menyesuaikan peraturan invetasi sesuai standar
kawasan.
Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai
kawasan dikenal sebagai tujuan penanaman modal global, termasuk CLMV khususnya
Vietnam. MEA membuka peluang bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkan aliran
modal masuk ke kawasan yang kemudian ditempatkan di aset berdenominasi rupiah.
Aliran modal tersebut tidak saja berupa porsi dari portfolio regional tetapi
juga dalam bentuk aliran modal langsung (PMA). Sedangkan dari sisi peningkatan
kapasitas dan kualitas lembaga, peraturan terkait, maupun sumber daya manusia,
berbagai program kerja sama regional yang dilakukan tidak terlepas dari
keharusan melakukan harmonisasi, standarisasi, maupun mengikuti MRA yang telah
disetujui bersama. Artinya akan terjadi proses perbaikan kapasitas di berbagai
institusi, sektor maupun peraturan terkait. Sebagai contoh adalah penerapan
ASEAN Single Window yang seharusnya dilakukan pada tahun 2008 (hingga saat ini
masih dalam proses) untuk ASEAN-6 mengharuskan penerapan sistem National Single
Window (NSW) di masing-masing.
Indonesia juga memiliki kelemahan dalam menghadapi MEA
nantinya. Sumber daya manusia di Indonesia yang kurang memiliki potensi adalah
salah satunya. Dalam sisi investasi dan penanaman modal memungkinkan Indonesia
akan tersaing dengan investor luar negri yang lebih banyak menanamkan modalnya
di Indonesia. Itu yang membuat Indonesia akan kehilangan peluang dalam
berbisnis di negaranya sendiri.
Adapun tantangan
Indonesia dalam menghadapi MEA terutama dalam Investasi dan Penanaman Modal,
yaitu Indonesia nantinya akan menjadi arus modal yang lebih bebas untuk
mendukung transaksi keuangan yang lebih efisien, merupakan salah satu sumber
pembiayaan pembangunan, memfasilitasi perdagangan internasional, mendukung
pengembangan sektor keuangan dan akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Namun demikian, proses liberalisasi arus modal dapat menimbulkan
ketidakstabilan melalui dampak langsungnya pada kemungkinan pembalikan arus
modal yang tiba-tiba maupun dampak tidak langsungnya pada peningkatan
permintaaan domestik yang akhirnya berujung pada tekanan inflasi. Selain itu,
aliran modal yang lebih bebas di kawasan dapat mengakibatkan terjadinya
konsetrasi aliran modal ke Negara tertentu yang dianggap memberikan potensi
keuntungan lebih menarik. Hal ini kemudian dapat menimbulkan risiko tersendiri
bagi stabilitas makro ekonomi. Dampak Negatif Arus Modal yang Lebih Luas. Arus
modal yang lebih bebas untuk mendukung transaksi keuangan yang lebih efisien,
merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan, memfasilitasi perdagangan
internasional, mendukung pengembangan sektor keuangan dan akhirnya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
MEA juga memiliki
ancaman bagi Indonesia yaitu dengan adanya MEA Indonesia maka produk Indonesia
akan tersaing dengan produk luar negeri dan ini akan menjadikan tingkat
pendapatan di Indonesia berkurang. Dan dalam Investasi dan Penanaman modal
banyak investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia untuk berbisanis
atau yang lainnya dan itu dapat merugikan Indonesia sendiri.
Investasi dan Penanaman Modal
bagi Pertumbuhan Ekonomi dengan Analisis SWOT
Kata kunci dalam
setiap pembicaraan tentang konsep ekonomi. Wacana pertumbuhan ekonomi,
penciptaan lapangan kerja baru, serta penanggulangan kemiskinan padaakhirnya
menempatkan investasi sebagai pendorong utama mengingat perekonomian yang digerakkan
oleh konsumsi diakui amat rapuh terutama sejak 1997. Dalam teori neo-klasik
dikemukakan untuk membangun kinerja perekonomiansuatu negara maka dibutuhkan
akumulasi kapital (Kuncoro, 2000). Negara berkembanglebih memerlukan investasi
terutamaasing karena pada umumnya tingkat tabungan
domestik rendah (Sadli, 2002). Kobrin (1977)
berpendapat bahwa investasi khususnya investasi asing bisa dan memang berperan sebagai
medium transfer kebutuhan akan sumber daya seperti teknologi, kemampuan
manajerial, jalur ekspor dan modal dari negara-negara industri ke negaranegara berkembang,
oleh karena itu, investasi akan meningkatkan produktivitas dan terkait pula
dengan pertumbuhan ekonomi. Petumbuhan ekonomi merupakan suatu perkembangan dari
sebuah kegiatan ekonomi yang mendorong peningkatan output dalam masyarakat dan
mendorong peningkatan kemakmuran serta kesejahteraan masyarakat. Output yang beredar di masyarakat tersebut meliputi
barang dan jasa(Sukirno,2000).
Pertumbuhan ekonomi
dalam suatu negara tidak terlepas dari penanaman modal. Peran penanaman modal sendiri
bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi maupun infrastruktur
terutama bagi negara berkembang. Dimana
hal ini dituntut untuk meningkatkan produksi dan
infrastrukturnya guna mendorong
peningkatan ekonomi. Penamaman modal guna mendorong pertumbuhan ekonomi berasal
dari penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri.. Penanaman modal
yang diberikan dapat berupa portofolio maupun modal langsung. Penanam modal atau
investor sebelum menanamkan modalnya tentu melihat prospek negara tempat dimana
akan menanamkan modalnya. Dimana selaku penanam modal mereka tidak mau
mengambil resiko jika di masa depan negera tempat dimana ditanamkan modalnya
mengalami krisis.
Penanaman modal
asing diperlukan untuk membangun percepatan ekonomi. Hal ini
dikarenakan modal asing dapat membantu
dalam proses industrialisasi agar menciptakan
kesempatan yang lebih luas. Modal asing
yang diberikan tidak hanya melalui bantuan dana tetapi
dapat berupa bantuan teknologi
(Jhingan,2004). Penanaman modal asing bagi Indonesia merupakan sumber dana yang
dapat digunakan sebagai
pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi. Penggunaan penanaman modal asing ini
ditujukan untuk menggantikan penggunaan
utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan. Sebab
dengan semakin tidak terkendalinya suku
bunga atas utang luar negeri dan nilai kurs rupiah
terhadap mata uang asing membuat
indonesia akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
pelunasan utang tersebut. Investasi dan
Penanaman modal memiliki pengaruh bagi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut analis swot investasi dan penanaman
modal memiliki manfaat atau kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
pertumbuhan ekonomi
Investasi dan penanaman modal asing
maupun dalam negeri memiliki manfat, antara lain :
1. Investasi akan menciptakan
perusahaan-perusahaan baru, memperluas pasar atau merangsang penelitian
dan pengembangan teknologi lokal yang baru.
2. Investasi asing akan meningkatkan
daya saing industri ekspor, dan merangsang ekonomi
lokal
melalui pasar kedua (sektor keuangan) dan ketiga (sektor jasa/pelayanan).
3. Investasi asing akan meningkatkan
pajak pendapatan dan menambah pendapatan
lokal/nasional, serta memperkuat
nilai mata uang lokal untuk pembiayaan impor.
4. Pembayaran
utang adalah esensial untuk melindungi keberadaan barang-barang finansial
di pasar internasional dan mengelola integritas sistem
keuangan. Kedua hal ini, sangat krusial uuntuk kelangsungan pembangunan.
5. Sebagian besar
negara-negara Dunia Ketia tergantung pada investasi asing untuk
menyediakan kebutuhan modal
bagi pembangunan karena sumberdaya-sumberdaya lokal
tidak tersedia atau tidak mencukupi.
6. Para penganjur investasi asing
berargumen bahwa sekali investasi asing masuk, maka hal
itu akan
menjadi batu alas bagi masuknya investasi lebih banyak lagi, yang selanjutnya
menjadi
tiang yang kokoh bagi pembangunan ekonomi keseluruhan.
Adapun Kelemahan Investasi dalam
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia sama halnya dengan kelemahan Indonesia dalam
menghadapi MEA yaitu memungkinkan Indonesia akan kalah dengan daya saing
investor luar negeri dan nantinya akan banyak perusahaan perusahaan yang
memiliki modal dari investor luar negeri bukan dari investor dalam negeri.
Investasi dan Penanaman modal juga
memiliki peluang dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan
ekonomi disuatu negara bisa disebabkan oleh banyak faktor. Bagi negara – negara
maju, mereka bisa mengandalkan hasil produksi barang dan jasa mereka, tapi
tidak menutup kemungkinan pula adanya pinjaman yang mereka lakukan serta adanya
investasi. Tapi bagi negara – negara yang sedang berkembang tentu saja akan
sulit atau bisa dikatakan tidak mudah jika harus mengandalkan faktor produksi
barang dan jasa, maka dari itu faktor – faktor lain sangat menentukan, seperti
halnya pinjaman dan investasi. Investasi dan penanaman modal juga memiliki
peluang yang bagus bagi investor luar negri dan dalam negeri dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
Hal yang
ditakutkan adalah jika Indonesia dipenuhi oleh modal-modal asing yang
ditanamkan oleh investor luar negeri. Itu akan membuat pendapatan di negeri ini
akan berkurang. Dan memungkinkan bahwa bisnis bisnis di Indonesia akan
kekurangan lahan untuk menanamkan modalnya lagi. Itu akan merugikan Indonesia
dan bisnis-bisnis dalam negeri. Di negara kita akan tersaing dengan
bisnis-bisnis yang didalamnya tertanam modal dari investor luar negeri.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran
penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menembah kemampuan memproduksi
barang-barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Penanaman modal atau investasi berperan dan berpengaruh pada
proses pembangunan dan pendapatan negara. Semakin tinggi investasi yang akan
kita berikan maka semakin meningkat pula pendapatan nasional. Kedudukan
Penanaman modal dalam negri yang terpenting adalah pendapatan nasional, karena
dapat memanfaatkan kekayaan yang dimiliki oleh pihak dari negara tersebut.
Investasi dan penanaman modal juga memiliki pengaruh bagi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan Pertumbuhan Ekonomi. Melalui analis SWOT
kita dapat mengetahui apa saja manfaat, kelemahan, peluang dan ancaman
Investasi dan penanaman modal dalam menghadapi MEA dan Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia.
Daftar
Pustaka
Salvatore,Dominick.1997.EKONOMI
INTERNASIONAL.Jakarta:Erlangga
http://www.worldbank.org/in/news/press-release/2014/12/08/indonesia-to-grow-by-5-2-percent-in-2015-world-bank-report
http://setkab.go.id/investasi-dan-pembangunan-ekonomi/
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuangan-umum/20545-masyarakat-ekonomi-asean-mea-dan-perekonomian-indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar