1. Pengertian Koperasi Produsen
Koperasi
produksi / Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil
menengah (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong
untuk anggotanya. Atau dapat disederhanakan definisinya mengenai koperasi
produksi menjadi organisasi koperasi
yang menghasilkan/membuat/menciptakan barang , jasa ataupun produk yang
dibutuhkan oleh anggota koperasi
tersebut pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
Koperasi
produksi, yang berusaha untuk menggiatkan para aggotanya dalam menghasilkan
produk tertentu yang biasa diproduksinya serta sekaligus mengkoordinir
pemasarannya, dengan demikian para produsen akan memperoleh kesamaan harga yang
wajar atau layak dan mudah memasarkannya. Koperasi serba usaha, yang berusaha
dalam beberapa macam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan
kepentingan-kepentingan para anggotanya. Koperasi produsen adalah koperasi yang
beranggotakan para produsen (penghasil barang). Proses produksi diselenggarakan
pada rumah tangga/perusahaan anggota, atau dengan kata lain pada
rumah-tangga/perusahaan anggota kegiatan produksi dilakukan. Peralatan produksi
milik anggota (produsen). Pekerja pada rumah-tangga/ perusahaan anggota adalah
anggota keluarga sendiri dan/atau pekerja (buruh) yang digaji/diupah.
Koperasi
produsen berdasarkan tempat kegiatan produksi dilakukan, dapat pula dibedakan
atas; Tidak terdapat unit kegiatan produksi pada perusahaan koperasi (sebut
jenis pertama). Terdapat unit kegiatan produksi pada perusahaan koperasi (sebut
jenis kedua). Koperasi produsen jenis pertama, kegiatan perusahaan koperasi
lebih ditekankan pada kegiatan pelayanan kepada anggota diantaranya; Pertama,
pengadaan bahan baku utama dan penolong, bahan bakar utama dan pelumas. Kedua,
memasarkan atau menerima pesanan produk anggota dari luar koperasi,
mencari/pengadaan atau sumber informasi pasar, penjadwalan kegiatan produksi
anggota berdasarkan pesanan/ permintaan pasar agar tepat waktu, Ketiga,
pelayanan perbengkelan dan suku-cadang. Keempat, pelayanan pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan anggota, antara lain mengenai koperasi produsen,
meningkatkan kemampuan sumberdaya anggota, pemahaman anggota terhadap waktu
baku kerja, proses produksi, efisiensi, produktifitas, tat tetap peralatan dan
mesi, mutu produk yang dihasilkan,dan lain-lain.
Koperasi
produsen jenis kedua, terdapat unit kegiatan/proses produksi pada koperasi
disamping unit produksi anggota. Unit kegiatan produksi ini dapat berupa proses
produksi di awal, di tengah dan/atau di akhir. Di awal, bisa berbentuk
pengolahan bahan baku utama. Di tengah, pengerjaan barang setengah jadi dan Di
akhir, bisa berupa merakit, pengendalian mutu (grading/sortasi), pengolahan
akhir, pengkemasan dll. Pada koperasi produsen jenis kedua ini, pelayanan
pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan/pemahaman anggota mengenai
perkoperasian, meningkatkan kemampuan sumberdaya anggota, pemahaman anggota
terhadap mutu produk yang dihasilkan, waktu baku kerja, proses produksi dan
lain-lain, tetap dilakukan seperti jenis pertama.Sendi Dasar Koperasi Koperasi
produsen sebagaimana koperasi-koperasi lain yaitu memiliki juga sendi dasar.
Sendi-sendi dasar kopersi produsen inilah yang akan menjelaskan dan
memperlihatkan apa itu koperasi produsen, kesamaan dan perbedaannya dengan
koperasi lainnya.Sendi dasar koperasi produsen, paling tidak ada 4 sendi yang
harus diterapkan; a) Keanggotaan terpilih, b) Spesialisasi dalam
pekerjaan/tugas, bahan baku atau produk yang dihasilkan, c) Perusahaan koperasi
tidak bermotif maksimalisasi laba/keuntungan dan d) Menghindari resiko yang
luas biasa. Paparan mengenai Sendi Dasar Koperasi dapat dibaca pada judul
tersendiri.
Permasalahan atau Kendala Dalam
Koperasi Produsen
Koperasi
sebagai salah satu unit ekonomi yang didasarkan atas asa kekeluargaan dewasa
ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, di Indonesia maupun dunia.
Eksistensi koperasi sejak zaman dahulu telah banyak berperan dalam pembangunan
Indonesia.
Di
Indonesia koperasi menjadi salah satu unit ekonomi yang mempunyai peran besar
dalam memakmurkan Negara ini sejak zaman penjajahan hingga sekarang. Walaupun
di Indonesia perkembangan koperasi maju, namun tidak sepesat perkembangan
koperasi di Negara-negara maju. Ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Koperasi jarang peminatnya
Sejauh
ini koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada asumsi yang berkembang dalam
masyarakat adalah kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa ada
pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan
masyarakat tentang pengelolaan koperasi. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi
kepada masyarakat tentang koperasi. Dengan adanya sosialisasi diharapkan
pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat
mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi rakyat yang dapat
mendongkrak kemakmuran yang merata. Sehingga mereka berminat untuk bergabung.
2. SDM (Sumber Daya Manusia)
Sumber
daya manusia yang dimaksud adalah pengurus koperasi. Seperti yang sering kita
jumpai pengurus koperasi biasanya mereka yang merupakan tokoh masyarakat
sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, kondisi seperti inilah yang
menyebabkan ketidakfokusan terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain
rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga
kapasitasnya terbatas, tidak memahami perkembangan. Perlu dilakukan pengarahan
tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dapat
berpartisipasi dalam koperasi. Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung
perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab
sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
3. Pesaing
Pesaing
merupakan hal yang tidak dapat kita elakkan lagi tetapi kita harus tau
bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka terhadap lingkungan (pesaing) maka
mau tidak mau kita akan tersingkir. Bila kita tahu bagaimana menyikapinya maka
koperasi akan surface dan dapat berkembang. Dalam menanggapi pesaing kita harus
mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita
lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang
maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk
bermain dalam harga, tapi hal ini dapat kita lakukan dengan cara sistem kredit,
yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan
tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik
perhatian masyarakat untuk menjadi anggota.
4. Keterbatasan Modal
Masalah
modal pihak yang paling bersangkutan adalah pemerintah. Di sini pemerintah yang
memiliki modal cukup besar. Dengan pemberian modal koperasi dapat memperluas
usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain pemerintah
masyarakat merupakan pihak yang tak kalah pentingnya, dimana mereka yang memiliki
dana lebih dapat menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya dapat digunakan
untuk modal koperasi.
5. Kurangnya tenaga profesional
Diakui
memang, perkembangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia masih menghadapi
berbagai permasalahan baik internal maupun eksternal. Salah satu permasalahan
internal yaitu masih kurangnya tenaga profesional yang menangani Koperasi
Pegawai Republik Indonesia Tersebut. Masih banyak tantangan dan permasalahan
yang kita hadapi dalam memajukan Koperasi Pegawai, Baik masalah internal maupun
permasalahn eksternal. Dari kurangnya tenaga yang profesional menangani ini
maupun permasalahan lain yang harus di benahi bersama. Belum lagi ada
persaingan yang timbul dari berkembangnya usaha sejenis koperasi. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, perlu membentuk wadah-wadah yang ada dibawah
kepengurusan Korpri dengan memberikan pemahaman, pelatihan dan penyuluhan
kepada yang ada dibawah naungan koperasi tersebut.
6. Adanya pemikiran limiting believe
Secara
umum, limiting belive juga telah membelenggu perkembangan seluruh koperasi di
tanah air. Bayak orang tidak percaya bahwa koperasi bisa berkembang sebagai
perusahaan yang mampu menjamin kesejahteraan manajer atau karyawannya. Untuk
itu, pemahaman tentang koperasi sangat diperlukan dengn cara memberikan study
oleh pemerintah.
Solusi Permasalahan Koperasi Produsen
Karena
koperasi kekurangan peminat yang timbul karena lembaga – lembaga keuangan,
menurut saya dapat diatasi dengan member inovasi – inovasi yang dapat menarik
minat orang banyak untuk bergabung menjadi anggota, contohnya dengan mengadakan
kegiatan yang sifatnya memberi peluang usaha bagi anggota dan menambah skill
bagi anggota yang bermanfaat untuk menghasilkan pendapatan bagi mereka misal
membuka traning pembelajaran ,kursus menjahit, bercocok tanam tanaman budidaya,
cara budidaya tambak ikan , keterampilan mesin otomotif & kerajinan tangan
berupa souvernir yang laku dijual dan
menghasilkan pendapatan.Koperasi sulit berkembang solusi tepat untuk masalah
itu dapat berupa memperbaiki system kerja para pengurus dan anggota serta
melakukan gerakan promosi koperasi di lingkungan sekitar untuk mendukung
langkah – langkah yang direncanakan ,setelah itu kita mencari peluang peluang
untuk mengembangkan koperasi dengan cara membuat proposal rencana usaha untuk
permintaan bantuan kepada pemerintah setempat agar rencana – rencana itu
didukung baik secara fisik maupun secara materi.
Solusi
untuk masalah permodalan sangat berhubungan dengan point masalah kedua, mungkin
dapat diatasi dengan melakukan joint veture atau merge dengan perusahaan yang
sama bidang usahanya ,ataupun dengan sumber daya manusia yang dimaksud adalah
pengurus koperasi biasanya mereka – mereka yang merupakan tokoh masyarakat
sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, tetapi dapat berdampak juga bagi
kelangsungan koperasi karena kondisi seperti inilah yang menyebabkan ketidak
fokusan terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri, dengan contoh walaupun
diadakan rapat anggota untuk menyelesaikan masalah tetapi karena seseorang
mempunyai kuasa pasti menimbulkan rasa sungkan bagi yang lain untuk
mengutarakan idenya padahal idenya mungkin lebih bagus daripada seseorang yang
punya memberi modal tersebut.
Selain
rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga
kapasitasnya terbatas. Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada
generasi muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam
koperasi. Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung
perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab
sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Faktor – faktor Dalam Perkembangan
Koperasi Produsen
Adapun
faktor-faktornya antara lain:
1. Modal
Modal
digunakan untuk membangun aset, pembelian bahan baku, rekrutmen tenaga kerja,
dan lain sebagainya untuk menjalankan kegiatan produksi. Modal bisa berasal
dari dalam anggota koperasi maupun dari luar anggota koperasi.
2. Tenaga Kerja.
Tenaga
kerja dengan jumlah dan standar kualitas yang sesuai dengan kebutuhan suatu
produksi tentu akan membuat koperasi tersebut menjadi lancar dan mampu
berkembang di masa depan.
3. Marketing / Pemasaran Hasil Output
Produksi
Pemasaran
produk hasil keluaran produksi haruslah dikelola oleh orang-orang yang tepat
agar hasil produksi dapat terjual untuk mendapatkan keuntungan / profit yang
diharapkan sebagai pemasukan untuk pembiayaan kegiatan produksi berikutnya,
memperluas pangsa pasar, memberikan dividen kepada pemegang saham, membayar
pegawai, karyawan, buruh, dan lain-lain.
4. Teknologi
Dengan
berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu akan dapat membantu koperasi untuk
dapat memproduksi dengan lebih efektif dan efisien serta mampu menciptakan dan
memproduksi barang-barang yang lebih modern dan berteknologi tinggi.
5. Pemerintah
Pemerintah
adalah bagian yang cukup penting dalam perkembangan suatu koperasi produksi
karena segala peraturan dan kebijakan perkoperasian ditetapkan dan dilaksanakan
oleh pemerintah beserta aparat-aparatnya. Pemerintahan yang stabil mampu
membantu perkembangan koperasi baik dalam segi keamanan, kemudahan-kemudahan,
subsidi, pemberian modal ringan, dan sebagainya.
6. Dukungan Masyarakat
Semangat
masyarakat untuk mau membangun daerah atau negaranya akan membantu koperasi
produksi di sekitarnya. Masyarakat yang cepat beradaptasi dengan pembangunan
koperasi baik di desa dan di kota akan sangat mendukung sukses suatu koperasi.
7. Kondisi Perekonomian
Pendapatan
masyarakat yang baik dan tinggi akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk
membeli produk koperasi produksi, sehingga efeknya akan sangat baik untuk
perkembangan perkoperasian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar